Beberapa hari belakangan laman media sosial dipenuhi oleh cuwitan konstituen tentang Siapa Yang Mungkin Menjadi Pendamping Budi Utomo ketika menjadi Bupati Lampung Utara (Lampura) definitif kelak. Beragam opini netizen terlontar tentang sosok yang dapat memenuhi kriteria pendamping sang Bupati definitif ini nantinya.
Dari unsur pengusaha muncul nama Aprozi Alam dan Sapuan Amir, dari partai politik ada nama Imam Syuhada, Patimura Danial, Agung Utomo dan Yusrizal, sedangkan dikalangan birokrat ada Hamartoni Ahadis dan Saipul Darmawan.
Nama nama tersebut, bukan sembarang sebut, nama mereka sangat familiar ditelinga, mereka adalah putra daerah yang memiliki dedikasi diprofesinya masing-masing.
Untuk meyakinkan kembali nama-nama tersebut, saya meminta pendapat dari tokoh adat Lampura, Akuan Abung, secara spesial saya diterima beliau dipendopo kediamannya untuk kembali bertanya sosok seperti apa yang mampu mendampingi Budi Utomo untuk melepaskan Lampura dari krisis multidemensi ini kelak.
Meski menjadi hak preograrif Bupati, sebagai tokoh adat Lampura, Akuan Abung menyatakan Budi Utomo harus berani mengambil sikap, dan menggunakan nurani untuk menentukan siapa bakal pendampingnya, karena kedepan dipundak merekalah beban tanggungjawab Lampura ini diserahkan.
Akuan Abung, berharap siapapun yang akan disunting menjadi pendamping Budi Utomo, adalah figur yang memiliki kepedulian terhadap Lampura, memahami kultur Lampura dengan keberagaman sukunya, dan haruslah asli orang Lampura, dalam hal ini yang dimaksud orang Lampura adalah dari beragam suku yang tinggal dan memahami tentang Lampura, tidak ambisius dan benar benar mumpuni.
Dalam kesempatan tersebut Akuan Abung juga berpesan kepada partai pengusung, dalam menyeleleksi calon pendamping Budi Utomo harus menggunakan nurani dan legowo, mengajukan nama yang mampu dan mau turut memajukan Lampura.
Saya juga berkesempatan menemui Arlian Arsil, ketua Lembaga Anti Korupsi (Laki) Lampura, hampir sama dengan Akuan Abung, dia mengatakan sosok tersebut harus loyalitas dan memiliki jiwa kepemimpinan yang memahami kultur Lampura. Dia mengatakan paska OTT Bupati non aktif oleh KPK, semakin membuat nama Lampura merosot.
Siapapun yang kelak mendampingi Budi Utomo, semoga mampu membawa Lampura kearah yang lebih baik dan murni berpredikat Wajar Tanpa Pengecualian, karena salah dalam memberikan pendamping sama saja memberikan pilihan yang salah untuk Lampura. (kisworo yudi).