Lampung Utara – Siapa yang tidak kenal dengan Supirman, seniman yang terkenal dengan karya gitar tunggal Lampung nya.
Pria kelahiran 9 april 1967 ini eksis melestarikan kesenian lokal sejak tahun 1986.
Tapi adakah yang tahu dengan keseharian Seniman yang sudah berapa kali mengharumkan nama Lampung Utara (Lampura) dibidang kesenian budaya Lampung ini.
Sedikit miris, dan sepertinya tidak mendapat perhatian instansi terkait.
Ternyata benar, saat Lensa Hukum News bertandang kekediamanya di kelurahan Sindangsari, Kotabumi, terkait lagu ciptaannya mengenai kondisi infrastruktur jalan di Lampung Utara (Lampura), penyabet penghargaan juara 1 Tahun 2003 lomba musik klasik Lampung, juara 1 lomba gitar klasik/ gambus Lampung yang digelar BPKB Dinas Pendidikan di Metro tahun 2015, juara 3 seprovinsi lampung festival gitar klasik lampung, tahun 2017, dan penyabet penghargaan Haul Gusdur ke XI ‘MENYEMAI ARTI, MENUAI ARTI’ oleh Klasika kelompok studi kader, Januari 2021lalu ternyata tidak sebesar namanya.
Supirman mengatakan, beberapa kali mewakili Lampura hanya diberikan perhatian yang bisa dibilang tidak sesuai dengan nama yang dibawa.
“Ya karena ingin membesarkan nama daerah ya saya Terima saja, bahkan tidak dibayarpun saya pernah,” Jujurnya, Jum’at (05/03/21).
Bahkan kata Supirman, yang memulai debutannya ditahun 80an ini pernah untuk rekaman, dirinya menggunakan modal sendiri, tanpa bantuan dari pemerintah.
“Ya mungkin memang harus begini jalannya, tapi alhamdulillah saya sering dipanggil diacara-acara pesta pribadi, honornya lumayan,” Kata dia.
Ketika ditanya untuk mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari, dia mengaku mencari ikan di sungai.
“Ya kalau musim penghujan saya mencari ikan disungai untuk memenuhi kebutuhan hidup.” Pungkasnya.
Supirman hanya berharap kedepan pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat memperhatikan nasib para seniman, terutama yang mengangkat kearifan lokal, karena jika tidak diperhatikan, takut pelaku budaya akan punah, karena tidak adanya perhatian dari pemerintah. (Kis)