TUBABA, lensahukumnews.com -Acara silaturahmi antar guru SLB se-Lampung ini digelar di SLBN Tulang Bawang Barat yang beralamatkan tiyuh Mulya Jaya kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Lampung dengan Tema ” bersama kita kuat, berkaloborasi kita hebat” Untuk SLB Se-provinsi Lampung Negeri ada 13 sekolah, swasta 17 yang belum ada SLB dilampung barat.(27/8/22)
Dimulai dengan tarian sembah oleh 3 anak tuna rungu, sepintas tidak terlihat mereka ada kekurangan. Penari menari dengan patokan iringan musik, berbeda buat ketiga anak tersebut mereka menari bukan karena musik karena mereka tidak mendengar. Anak-anak menari mengikuti instruksi dari guru mereka yang berdiri dibelakang tamu. Pandangan dan lirikan penari banyak kearah pemberi instruksi yang mengunakan tangan sebagai bahasa isyarat.
Tatang Sutisna selaku MKKS Lampung menjelaskan, “Acara yang digelar setahun dua kali dan untuk kali ini bertepatan di sekolah SLB Tulang Bawang barat, Acara ini sudah setahun tertunda karena pandemi covid-19 sebelumnya Gethring untuk guru-guru SLB Se-provinsi Lampung untuk mengakrabkan karena program sudah diprogramkan tadinya permata pelajaran tapi banyak masukan dari para guru bagaimana kalau guru mengadakan pertemuan dan disepakati pelaksanaannya di Tulang Bawang barat.
pertemuan ini akan diadakan rutin kedepannya direncanakan setahun dua kali bergantian setiap kabupaten tujuan untuk meningkatkan keakraban, sekarang sudah ada 30 SLB Se-provinsi Lampung terkadang guru dengan guru itu kurang kenal kalau tidak ada kegiatan yang bisa menyatukan, saling tukar pengalaman dan bagaimana menghadapi anak-anak jadi ada juga untuk rekreasi.
Untuk mengajar anak-anak disabilitas ini butuh kesabaran yang ektra karena anak-anak itu berbeda karakter dan kemampuan mereka beda dan penanganannya beda secara individual. Guru yang mengajar berpendidikan khusus, pendidikan sekolah luar biasa atau (PSLB). Lampung ini di universitas Muhammadiyah Lampung sudah di buka jurusan (PSLB) jadi mereka dapat pendidikan khusus untuk mendidik anak-anak kebutuhan khusus.” Pungkasnya.
Harapannya Tatang selanjutnya, ” harapan saya kedepannya acara ini agar diadakan secara rutin agar meningkatkan keakraban guru-guru dan persahabatan semakin erat diantara guru-guru yang menangani anak-anak disabilitas ini. Kegiatan ini dianggarkan dari dana BOS untuk pengenalan Lingkungan, biasanya ini ada pembinaan dari Kabid disamping itu ada kegiatan rekreasi dari dinas pendidikan (Disdik) kebetulan Kabid ada acara dan berkehalangan jadi tidak bisa hadir, “Tatang mengakhiri.(Nurul)