TUBABA, lensahukumnews.com -Pemerintah Tubaba melakukan sosialisasi dan Mini Lokakarya di seluruh kecamatan yang berada di tubaba, kegiatan sudah dimulai kemarin tulang bawang udik dan hari ini lanjut pada kecamatan lembu kibang dan gunung terang.(18/10/23)
Dra Bayana selaku asisten 1 bidang pemerintahan dan kesra, juga selaku PLT kepala dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana kabupaten Tubaba turun ke kecamatan Lembu Kibang dan Gunung Terang dalam rangka sosialisasi BKKBN Mini Lokakarya dengan tema “menuju Keluarga Bebas stanting Untuk Indonesia Maju” di aula kantor kecamatan Lembu Kibang kabupaten Tubaba dan aula Tiyuh Bumi Terang kecamatan Gunung Terang.
“Membangun sumberdaya manusia itu jauh lebih penting, jadi pendampingan ibu-ibu sangat penting untuk generasi akan datang. Sehingga tumbuh kembang anak-anak akan lebih baik untuk mendatang, dari data ibu-ibu itulah kita memiliki data stunting. Jika anak sudah kena stunting maka anak tersebut akan merepotkan karena harus di dampingi.”ucapnya dalam acara sosialisasi memberika edukasi pada para kader.
Dra Bayana dimintai statmen setelah acara sosialisasi usai menjelaskan, “Mulai dari kemarin kita sudah melakukan kegiatan sosialisasi dan mini lokakarya kepada seluruh kader. Tujuan minilokakarya untuk mengecek sejauh mana kerja kader pada pendataan anak-anak yang stanting dan anak yang beresiko stanting.
Upaya penurunan stanting ini sudah kita lakukan sudah lama jadi kita melakukan evaluasi, Progres yang kita capai hari ini begini. Harapan kita dengan adanya edukasi dari para kader itu akan ada penurunan signifikan. Karena kerja menurunkan stanting ini tidak hanya dilakukan oleh satu dinas saja tetapi ini kerja tim oleh beberapa OPD termasuk beberapa dinas terkait.
Harapan kita dengan adanya edukasi dan sosialisasi pada saat ini itu akan memberikan pemahaman yang benar pada kader bahwa mereka harus secara rutin dan berkala memeriksakan tumbuh kembang anak yang stanting maupun yang beresiko stanting kemudian edukasi termasuk yang telah diberikan OPD ataupun pihak-pihak lain dalam rangka membantu kalau ada yang kurang gizi maka asupan gizi yang dia terima harus memenuhi standar.”pungkasnya.
Dari penjelasan Bayana, Termasuk dari pemerintah Tiyuh juga bertanggung jawab karena ada persentase dana desa yang diperuntukkan dalam penanganan dan mencegah peningkatan balita yang beresiko stanting. Kalau kerja tim ini dilakukan dengan benar dengan mekanisme sesuai tugas pokok dan fungsi maka kita optimis bahwa kedepan pencapaian kita dengan target 10% di tahun 2024 itu akan berkurang sehingga anak-anak kita yang beresiko stanting bisa keluar dan bisa tumbuh kembang secara normal.(Nurul/mardhian)