Tubaba, lensahukumnews.com – Suasana Rapat Paripurna pembicaraan tingkat II atas tiga Raperda inisiatif dan eksekutif, pada 10 Desember 2025, mendadak memanas ketika salah satu anggota DPRD, Arya, menyampaikan keluhan keras terkait kondisi jalan di Tiyuh Jaya Murni. Ia menilai pemerintah daerah tidak memberikan perhatian yang adil.“Tolong diperhatikan jalan di Tiyuh Jaya Murni, jangan tebang pilih. Suara saya seperti tidak dianggap,” ujarnya dalam forum rapat yang disaksikan para anggota dewan lainnya.
Protes Terbuka: ‘Ada Apa Ini?’
Saat diwawancarai usai rapat, Arya kembali menegaskan kekecewaannya. Ia mengungkap bahwa sejak beberapa tahun terakhir dirinya telah mengajukan proposal peningkatan jalan kepada Dinas PU, namun tidak pernah terealisasi.
“Saya sudah memperjuangkan sejak bertahun-tahun ke Kadis PU dan Sekretaris PU. Tiap tahun saya dituntut masyarakat dari tiga Tiyuh: Jaya Murni, Dwi Kora Jaya, dan Tunas Jaya. Tapi sampai hari ini tidak ada sentuhan,” jelasnya.
Arya juga menyoroti pembangunan jalan di wilayah lain yang menurutnya tidak sebanding urgensinya.“Di Gunung Agung itu lebar jalannya, tapi kenapa ada yang dibangun dan ada yang tidak? Sementara tempat saya tidak disentuh sama sekali. Ada apa ini?” tegasnya dengan nada kecewa.
Ia bahkan membandingkan dengan pembangunan jalan di wilayah Joko, yang menurutnya hanya jalan antar desa namun justru mendapat alokasi tahun ini.“Kalau di Tiyuh saya, Jaya Murni itu jalan strategis yang tembus ke Palembang dan Mesuji. Masa jalan antar desa dapat prioritas, sedangkan jalan lintas provinsi tidak?” tambah Arya.
Ketua Partai Buruh: Jalan Poros ke Jaya Murni Sangat Vital
Di tempat yang sama, Ketua Partai Buruh yang berada di dapil yang sama dengan Arya ikut memberikan dukungan penuh.“Jalan poros menuju Jaya Murni sangat vital. Itu jalan utama menuju arah Sumatra. Saya dari dapil 4, satu dapil dengan Pak Arya, tentu saya mendukung. Kalau Pak Arya mau ke kabupaten saja lebih memilih lewat Mesuji karena jalannya lebih mulus,” ujarnya.
Pernyataan ini memperkuat bahwa persoalan jalan di Jaya Murni bukan sekadar keluhan biasa, melainkan masalah akses utama yang berdampak pada banyak masyarakat.
Enam Tahun Menjabat, Tidak Ada Sentuhan
Arya kembali menekankan bahwa selama enam tahun menjabat sebagai anggota DPRD, belum ada peningkatan jalan yang signifikan di Tiyuh Jaya Murni maupun dua Tiyuh lainnya yang ia perjuangkan.“Setiap hari mobil MBG dan pejabat Pemkab Tubaba melewati jalan itu. Mereka tahu betul kondisi desa saya. Tapi enam tahun saya menjabat, belum ada satu pun sentuhan.”
Ia menegaskan bahwa jalan di Tiyuh Jaya Murni bukan sekadar jalan lokal, tapi jalur penghubung antarkabupaten dan antarprovinsi.“Sementara jalan di tempat Joko yang hanya antar desa malah dilebarkan tahun ini. Itu yang membuat saya heran.”
Harapan untuk Tahun Anggaran 2026
Di akhir pernyataannya, Arya meminta pemerintah daerah untuk benar-benar membuka mata dan memberi perhatian serius pada.
(Nurul)

