Tubaba, lensahukumnews.com — Aroma tak sedap tercium menyengat di kawasan permukiman warga yang berada di belakang Rumah Sakit Asyifa. Sejumlah warga menuding bau tersebut berasal dari saluran pembuangan limbah rumah sakit yang diduga mengalir langsung ke sungai kecil di ujung pemukiman.(4/11/2025)
Pantauan awak media di lokasi menemukan, di sisi samping rumah sakit terdapat dua lubang pembuangan air, dan satu lubang lainnya di bagian belakang bangunan. Belum diketahui secara pasti apakah saluran itu merupakan pembuangan limbah medis atau bukan. Namun, kondisi di lapangan menimbulkan banyak pertanyaan.
Tampak dua pipa paralon keluar dari dinding bangunan bagian samping dan belakang, kemudian menyatu di dalam siring (parit) yang berada di permukiman warga. Saat ditelusuri, ujung pipa itu berakhir di penghujung siring rumah warga dan mengalir ke bawah tanggul besar. Dari seberang tanggul terlihat air berwarna hitam pekat yang mengucur ke sungai kecil di belakang area rumah sakit — menebarkan bau busuk yang semakin hari semakin tajam.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah lama resah. Ia menyebut pipa paralon yang melewati parit sering mengapung dan putus saat hujan deras turun. “Sudah beberapa kali saya ingatkan agar jangan dipasang lewat parit. Harusnya digali dan ditanam di tanah. Kalau lewat parit, saat hujan pipa itu mengambang dan putus. Baunya masuk ke rumah, bikin mual,” ujarnya dengan nada kesal.
Ia juga menyebut, pihak rumah sakit sebenarnya memiliki penampungan limbah. Namun, pemasangan pipa pembuangan yang tidak tepat tetap menimbulkan gangguan bagi warga. “Saya sudah sarankan supaya ditanam di tanah. Upah gali cuma Rp5.000 per meter. Kalau 100 meter pun baru Rp500.000. Tapi sampai sekarang nggak ada tindakan,” ungkapnya.
Warga lain menambahkan, keluhan sudah disampaikan kepada pihak keamanan rumah sakit, namun belum ada langkah nyata. “Saya sudah beritahu Pak Satpam, katanya sudah disampaikan ke Pak Edi Anwar. Tapi tidak ada tanggapan. Kami nggak mau ganggu rumah sakit, tapi tolong limbahnya diurus. Ini dampaknya ke warga,” ujarnya.
Menurutnya, setidaknya ada tujuh rumah warga yang terdampak bau limbah tersebut. “Bau ini jelas dari pembuangan rumah sakit. Kalau pipanya ditanam rapi di tanah, walaupun merembes, nggak akan sebau ini,” tambahnya.
Sementara itu, warga berharap pihak rumah sakit segera menanggapi keluhan yang telah berulang kali disampaikan. Mereka meminta agar pipa paralon yang melintas di siring depan rumah segera dipindahkan dan ditanam di bahu parit agar tidak mengapung setiap kali hujan turun.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen Rumah Sakit Asyifa belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan aliran limbah cair dan keluhan warga di sekitar lokasi. Pantauan terkini, air berwarna hitam pekat yang diduga berasal dari pembuangan rumah sakit masih tampak mengalir ke sungai kecil di belakang pemukiman, menebarkan aroma busuk yang kian menusuk hidung.
(Nurul)

