Oleh Yudi Kisworo
Belum ke Medan rasanya kalau belum ke Danau Toba, Landmark Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang banyak menyimpan cerita dengan segala keindahan.
Jadilah kami Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung Utara (Lampura) kesana usai mengikuti acara puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serba Guna Pemprov Sumut, yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami mewujudkan apa yang sudah menjadi rencana untuk ke danau vulkanik terbesar di dunia ini memiliki luas sekitar 1.130 kilometer persegi.
Danau yang seharusnya bisa ditempuh melalui perjalanan darat selama dua jam dari kota Medan tersebut sempat terhambat karena ada tanah longsor diantara penghubung Kecamatan Tiga Dolok dengan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun selama hampir tiga puluh menit. Ini tentu cukup melelahkan kami yang sudah melalui jalan yang cukup jauh, tetapi harus diakui lelah kami terbayarkan begitu memasuki kawasan Parapat, kami dimanjakan oleh udara sejuk hutan cemara yang dipenuhi kawanan monyet liar yang berkeliaran sepanjang pinggir jalan.
Begitu sampai dilokasi yang kami tuju, semakin terhipnotis lah kami dengan Toba, benarlah menurut cerita Danau Toba adalah surga dengan segala keindahannya sangat terjaga dengan kearifan lokalnya, bersih tidak ada sampah, dan sangat ramah untuk liburan keluarga.
Pemandangan indah Toba tersebut menurut legenda masyarakat sekitar dulunya adalah dataran kering yang ditempati seorang pria bernama Toba. Dikisahkan bahwa Toba suatu hari mendapatkan seekor ikan emas ajaib ketika sedang memancing, ikan emas tersebut kemudian berubah menjadi seorang wanita cantik dan membuat Toba jatuh cinta, dan menikahi wanita tersebut dan memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir.
Namun Samosir adalah anak yang selalu menguji kesabaran Toba, hal ini membuat Toba hilang kesabaran, membuat Toba murka, dan menyumpahi Samosir dan menyebut anaknya itu sebagai anak ikan. Padahal, kepada istrinya dahulu, Toba berjanji untuk tidak mengungkit asal muasal sang istri kepada anaknya. Saat itu juga, dari jejak kaki Toba muncul mata air yang mengalir sangat deras. Mata air itu tidak bisa berhenti dan akhirnya menenggelamkan desa Toba beserta beberapa desa di sekitarnya.
Apapun cerita dibalik Danau Toba dengan segala keindahannya telah menguatkan kami akan arti persahabatan dengan perjalanan yang penuh cerita.