Tubaba, lensahukumnews.com —Seorang warga Kelurahan Panaragan Jaya, Ali Kusna, RT 5 RW 1, mengaku sejak akhir September lalu kehidupannya berubah drastis. Sumur di rumahnya yang terletak tepat di samping Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panaragan Jaya Yayasan Juang Samo Berdiri (MBG) kini tak lagi bisa digunakan.(5/11/2025)
“Mulai 28 September 2025 sumur kami terkena limbah, bau comberan, berminyak, dan tidak bisa dipakai sama sekali. Airnya tidak bisa dikonsumsi, bahkan untuk mencuci pun kami harus beli air bersih,” ujar Ali Kusna dengan nada kecewa saat ditemui awak media.
Ali, yang sehari-hari berdagang bakso, terpaksa menghentikan usahanya karena tak memiliki sumber air bersih di rumah. “Dagang saya berhenti, mau masak aja susah karena airnya sudah tercemar,” keluhnya.
Ali menuturkan, pada 6 Oktober 2025 ia sudah melapor ke pihak MBG, namun hingga 9 Oktober tidak ada tindakan nyata. Karena panik, ia kemudian melapor ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulang Bawang Barat, namun hanya bertemu staf dan diarahkan membuat surat pengantar dari kelurahan.
“Saya disuruh foto sumur yang terdampak, disuruh print, dan kata Pak Lurah nanti akan diteruskan ke dinas. Tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut apa pun.”
Ali berharap agar pemerintah daerah dan pihak MBG segera bertanggung jawab atas pencemaran yang terjadi. “Saya cuma minta solusi, tolong buatkan sumur bor baru. Kalau tetap pakai sumur biasa pasti kena dampak lagi. Kami butuh air bersih untuk hidup, bukan air comberan,” tegasnya.
Sebelumnya, sempat beredar foto di media sosial yang memperlihatkan mobil tangki damkar milik Pemkab Tulang Bawang Barat digunakan untuk menyedot air limbah dari salah satu lokasi MBG di Panaragan Jaya.
Aksi itu diduga merupakan upaya darurat pihak MBG memperbaiki pengelolaan limbah setelah mencuatnya keluhan warga.
Namun hingga kini, air sumur warga masih berbau dan berminyak, sementara janji penyelesaian belum juga terlihat nyata. Warga menilai pihak terkait seolah tutup mata terhadap penderitaan mereka.
“Kami hanya rakyat kecil, tapi tolonglah… air bersih itu kebutuhan dasar. Jangan sampai kami terus minum air limbah,” ucap Ali dengan nada getir.
(Nurul)
