Oleh Yudi Kisworo
Memanfaatkan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 sebagai ajang promosi pariwisata dan hasil produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) adalah langkah yang strategis menurut saya.
Karena mengenalkan apa yang menjadi unggulan daerah tersebut kepada para pelaku jurnalistik se-Indonesia melalui Konvensi Nasional Media Massa dengan pameran dan gelaran lainnya.
Melalui konvensi Nasional tersebut juga, menjadi titik kebangkitan pers melalui tahun-tahun yang menantang ini.
Diketahui, media cetak yang beberapa dekade menemani dan memberikan informasi secara faktual secara konstan hampir menemui titik nadirnya, ini akibat tergerus oleh era digital ditambah pandemi yang melanda dunia beberapa waktu ini.
Hal tersebut tidaklah justru membunuh Media massa, malah menjadikan peluang bagi pelaku jurnalistik menghadirkan pers yang bebas berdemokrasi dan bermartabat dengan memanfaatkan kecanggihan era digital dengan berbagai platformnya.
Bebas disini bukan berarti bisa menuliskan apa saja termasuk hoax, tetapi harus tetap dalam kaidah kode etik jurnalistik.
Menurut Ninik Rahayu, ketua penelitian, pendataan dan ratifikasi pers, Dewan Pers, pada konvensi nasional pers di hotel Mercure Medan pada Rabu (08/02) menjelaskan ada
14 ribu lebih media siber perio 2023 ini, dia berpesan kepada konstituen Dewan Pers maupun jurnalis untuk terus memacu diri dengan berpedoman pada kode etik jurnalistik. Dan memainkan peran untuk melakukan pengawasan internal dan melakukan upaya penegakan atas pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik.