TUBABA, lensahukumnews.com -Joni Irawan biasa dengan panggilan Arif warga marga kencana TBU kWh listriknya dicabut karena saat pemasangan kWh mengunakan NIK ayahnya yang berbeda wilayah, kesulitan yang sedang menghimpit kehidupannya saat ini sehingga beban denda itu membuatnya kewalahan, “Saya dulu pasang kWh baru lewat rekanan PLN Beno dan Sodiq, awalnya saya mau daftar atas nama saya terus di cek NIK saya tidak ada subsidi lalu disarankan oleh Beno dan Sodiq menggunakan NIK bapak saya karena ada subsidi kata mereka. Sebelumnya saya sudah bertanya ini bakal bermasalah apa tidak, Sodiq dan Beno menjawab aman karena NIK bapak mu sendiri. (16/7/22)
Yang menjadi permasalahan dari pihak PLN karena lain daerah karena bapak saya di Karta sari dan saya di marga kencana. Kalau memang itu buat masalah kemudian hari seharusnya Sodiq dan Beno memberitahu saya, kata mereka aman tidak tahunya jarak setahun setengah saya mendapatkan surat peringatan dan saya telp Sodiq karena saya kenal dia sudah kayak kakak sendiri, yang pasang itu Beno kenalannya Sodiq.
Saat saya telp Sodiq katanya biarin aja tidak akan ada masalah, nanti kalo kamu ke kantor malah mendapatkan masalah. Karena saya tidak tau apa-apa saya tidak pikirkan dan saya biarkan saya karena aman-aman saja kata mereka. Tidak tahunya jarak tiga bulan dari surat peringatan itu datang saya isi pulsa listrik sudah tidak bisa karena sudah di blokir.
Akhirnya saya kekantor PLN pulung kencana bahwa saya melakukan pelanggaran dan dikenakan denda sekitar satu juta lebih. Keterangan dari petugas PLN bisa dicicil maka bisa di buka blokir sementara jadi bisa isi pulsa dan hidup lagi listrik saya, setelah habis tidak bisa isi pulsa lagi lalu buka blokir lagi. Akhirnya lama kelamaan denda semakin banyak sekitar dua juta empat ratus tiga puluh ribu, setiap bulan denda itu nambah terus dan entah bagaimana hitungan denda itu saya tidak tahu.
Saya tanyakan lagi kekantor PLN pada petugas itu denda kenapa naik terus nilainya, jawab petugas itu denda karena pelanggan bapak, terakhir saya sudah dapet surat peringatan lagi. Saya sudah dapat keringanan untuk bayar PIN saja dan nyalur bayar lagi. Saya kira sudah bayar denda meteran dikembalikan lagi atas nama saya tidak tahunya saya di suruh bayar meteran lagi. Ternyata untuk bagusin nama saja agar saya bisa pasang kWh atas nama saya sendiri.
Pasang kWh lagi atas nama saya itu akan dikenakan biaya sekitar satu juta, sedangkan posisi saya sekarang ini masih rumit sekali keuangan karena hutang banyak, istri mau melahirkan dan saya sakit belum juga sembuh jadi saya tidak bisa bayar denda seperti itu. Saya di kasih waktu tiga hari dan tidak bisa bayar pada akhirnya kWh saya di cabut oleh 2 orang petugas PLN yang memberikan saya kertas tiga lembar lalu saya di suruh ke kantor.” Keluh Joni Irawan alias Arif.
Lanjut Arif, “harapan saya karena saya ini bukan pencuri, saya ini korban mohon ditegakkan keadilan untuk okmun yang tidak bertanggungjawab. Seharusnya mereka (Sodiq dan Beno) yang bertanggungjawab, saya disini malah jadi tersangka padahal saya korban. “ Keluh Arif.
Sodiq yang menjadi penghubung atau membantu untuk pemasangan kWh saat dihubungi melalui telp seluler mengatakan, “yang masang itu Beno saya ngikut aja, Beno itu pegawai PLN saya kenal biasa aja. Beno saya telp gak di angkat nomornya sudah ganti. Arif pernah telp saya kasih tau, terus Arif telp Beno tidak diangkat juga. Beno itu kos di kagungan ratu sepertinya, dia kerja di PLN pulung. Waktu mendaftarkan (kWh rumah Arif) saya serahkan Beno katanya dia bisa menggunakan NIK bapaknya Arif karena ada subsidi.” Jelasnya.
Beno saat dihubungi berkali-kali melalui telp seluler tidak di angkat, dichatt melalui pesan what’s Up juga tidak berbalas. Sampai berita ini diterbitkan pihak PLN pulung kencana belum dikonfirmasi karena hari libur sabtu dan Minggu.
Penulis : Nurul