Ditulis oleh Kisworo Yudi
Beberapa waktu lalu, saat pemerintahan
baru berganti di Lampung Utara (Lampura), ada harapan baru untuk moveon dari yang melukai hati rakyat, apalagi di tengah pandemi dengan mempertimbangkan tidak membeli kendaraan baru untuk bertugas, jika tidak memiliki anggaran lebih.
Harapan itu masih terngiang pada saat kali pertama gelar apel kendaraan dinas milik Pemkab Lampura, yang notabene untuk memfasilitasi pejabatnya agar maksimal dalam bertugas. Namun harapan itu pupus sudah dengan kabar kebijakan yang tak populis, kalau Pemkab setempat dengan anggaran yang cukup untuk membenahi infrastruktur diperkotaan yang sudah seperti kubangan, rencananya akan dipakai untuk membeli kendaraan yang menurut mata awam masih sangat layak dan nyaman untuk dipergunakan.
Apakah ini yang disebut penghematan ditengah krisis multidimensi akibat pandemi.?!
Pemegang kebijakan sudah seharusnya bijaksana dalam menggunakan anggaran, apalagi kalau dilihat dari segi manfaat, jauh dari kata hemat, apalagi pro rakyat
Belum lagi ditambah perawatan yang tentunya cukup memakan anggaran yang cukup untuk perawatan infrastruktur yang rusak. Jikapun tak terelak harus memakai yang baru, karena pemerintahan baru, kenapa tidak menyewa saja.
Secara matematikapun, kalau dihitung, banyak selisih angka yang bisa digunakan untuk yang lebih bermanfaat bagi rakyat.
Menurut saya yang tidak memiliki kendaraan roda empat, perbaiki saja jalan yang rusak, agar kendaraan tuapun terasa nikmat melewati jalan yang rusak. Karena kendaraan yang barupun kalau melewati jalan rusak, tidak akan terasa barunya.